BTRFS — Waktunya Meninggalkan EXT4?

Gabriel Evan,GeneralLinuxFilesystem

BTRFS — Waktunya Meninggalkan EXT4?

Logo BTRFS

Apa itu BTRFS?

BTRFS (B-Tree FileSystem) adalah sebuah FileSystem modern berbasis Copy on Write (CoW). FileSystem ini pada awalnya didesain oleh Oracle sejak tahun 2007 dan diciptakan dengan tujuan memberikan implementasi fitur lanjutan dan memudahkan administrasi reparasi data. Fitur utama yang diunggulkan oleh BTRFS di antaranya adalah Subvolume, snapshot, software based RAID, dan checksum untuk data dan metadata untuk reparasi otomatis.

Apakah Fitur pada BTRFS Dapat Berguna Bagi Pengguna Akhir?

Dimulai dengan Subvolume. Dalam sebuah partisi yang menggunakan BTRFS, dapat dibuat banyak “Subvolume” tempat data dapat disimpan. Kemampuan ini memyebabkan dapat dilakukan pemasangan banyak sistem operasi di dalam partisi yang sama (misal Debian pada subvolume @, Arch pada @2, dan Fedora pada *subvolume @*3) dan nama dari subvolume dapat ditentukan secara bebas oleh pengguna, dengan metode penamaan paling umum berawalan “@” untuk root, dan diberi nama setelah nya untuk mount lain, seperti @home dan @swap.

Subvolume pada BTRFS

Selanjutnya, snapshot. BTRFS dapat membuat snapshot dari sistem yang menggunakan BTRFS sebagai *FileSystem-*nya. Snapshot ini akan dibuat secara instan dan berukuran sangat kecil apabila dibandingkan dengan EXT4 yang menggunakan rsync. Hal ini dapat terjadi, karena BTRFS merupakan FileSystem yang berbasis Copy on Write. Sehingga data hanya akan disimpan ke dalam snapshot apabila terjadi perubahan pada file yang ada pada saat snapshot dibuat, Byte per Byte. Oleh karena itu, proses pembuatan snapshot akan menjadi jauh lebih cepat daripada LVM (Logical Volume Manager).

Visualisasi Snapshot pada BTRFS

Misalkan, seorang pengguna membuat snapshot yang di dalamnya terdapat 100 file, snapshot tersebut hanya akan membuat reflink di mana akan ada 2 file yang menunjuk pada blok data yang sama di dalam sebuah volume. 2 file tersebut akan terpisah hanya pada saat blok data asli terjadi perubahan, entah dari file asli maupun snapshot, apabila terjadi perubahan sekecil apapun, maka file akan terpisah dan data baru akan disimpan ke dalam blok baru. Karena snapshot yang dibuat ini memiliki deduplikasi Byte per Byte, maka file yang telah disimpan dapat dikembalikan seperti semula apabila diperlukan. Restorasi data juga hanya akan memakan waktu beberapa detik saja, sebesar apapun data yang telah terpisah. Sehingga BTRFS dapat menjadi tambahan jaminan peace of mind ketika akan melakukan eksperimen di dalam sistem operasi yang dapat menyebabkan kerusakan sistem.

Cara Kerja CoW

Selanjutnya, software based RAID, dengan adanya dukungan langsung untuk RAID 0, 1, dan 10, pengguna dapat menggunakan RAID di dalam sistemnya tanpa memerlukan kehadiran RAID controller terpisah di dalam hardware komputer. Namun, BTRFS masih belum mendukung RAID 5 dan 6 secara seutuhnya, sehingga masih belum dapat direkomendasikan untuk digunakan sebagai media penyimpanan data dengan reliabilitas tinggi.

Kelebihan bonusnya, BTRFS mendukung konversi EXT dan ReiserFS menjadi BTRFS tanpa diperlukan format partisi, namun perubahan ini kurang dapat direkomendasikan, terutama pada partisi sistem. Karena, dalam memanfaatkan fitur snapshot pada root, dibutuhkan subvolume untuk penempatan root. Proses ini dapat dilakukan secara manual melalui live cd dan memindahkan seluruh data di dalam root (selain home, yang kontennya harus dipindahkan ke dalam subvolume @home) ke dalam subvolume @ (atau nama lain selama mudah diingat). Dilakukan modifikasi ke dalam fstab dari sistem, dengan menambahkan opsi subvol=namasubvol. Namun lebih mudah untuk melakukan fresh install dari awal.

Modifikasi Mounting Point pada fstab

Terakhir, reparasi otomatis. BTRFS memiliki checksum untuk setiap data dan metadata dalam mendeteksi kerusakan data dan melakukan perbaikan terhadap data tersebut. Pada saat BTRFS menemukan kerusakan data, maka dilakukan pengecekan inkonsistensi checksum. Pada sistem yang menggunakan mirroring dengan RAID 1 dan 10, BTRFS akan membaca data yang benar, dan data yang rusak akan diganti dengan data yang benar dari media penyimpanan lain. Pada sistem yang tidak menggunakan mirroring, maka akan dilakukan penghapusan data rusak dan dilakukan return Error Input/Output (EIO).

Dengan BTRFS scrub, BTRFS membaca seluruh data yang ada dan memperbaiki data yang rusak. Pengecekan ini dapat dilakukan saat sistem online, sehingga tidak diperlukan downtime pada sistem.

Kesimpulan

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa fitur yang disediakan oleh BTRFS sangat berguna untuk pengguna akhir, terutama snapshot dan reparasi otomatis data dengan checksum. Terutama dengan EXT4 yang memang dari awal hanya diciptakan sebagai “stop-gap” pada tahun 2008 oleh pengembang utama EXT3 dan EXT4 FileSystem, Theodore Ts’o. Sudah saatnya meninggalkan EXT4 dan berpindah menggunakan BTRFS sebagai default. Dengan adanya peralatan seperti Timeshift yang memepermudah pembuatan snapshot BTRFS untuk pengguna yang masih awam dan kurang paham dengan pengoperasian terminal, serta stabilitas BTRFS yang sudah sangat baik, sudah semakin sedikit alasan untuk tetap menggunakan EXT4 sebagai default FileSystem dalam sistem yang digunakan.

Referensi

© Gabriel Evan.RSS